Salah satu program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT adalah program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Program TJPS itu dicanangkan pasangan Gubernur Viktor dan Wakil Gubernur Josef A Nae Soi sejak pasangan ini dilantik 5 September 2018.Program TJPS bermaksud memerangi kemiskinan akut NTT, mengatasi ketetidaksediaan pangan sekaligus mengatasi problem kekurangan pakan ternak. NTT membelanjakan sedikitnya Rp 1,1 triliun pakan ternak di Pulau Jawa saban tahun. Dua problem itu merupakan problem akut dari waktu ke waktu sejak lama.
Program TJPS bermaksud memerangi kemiskinan akut NTT, sekaligus mengatasi problem kekurangan pakan ternak. NTT membelanjakan sedikitnya Rp 1,1 triliun pakan ternak di Pulau Jawa saban tahun. Dua problem itu merupakan problem akut dari waktu ke waktu sejak lama
Sumba Barat Daya menunjukkan lompatan yang hebat dalam pelaksanaan Program TJPS pada musim tanam kedua 2022 yang mencapai 36.000 hektare. dimana pengembangan dan peningkatan produksi pangan termasuk jagung dalam Program TJPS akan sangat membantu menghadapi ancaman krisis pangan lokal dan mengatasi masalah pangan yang tidak tersedia sepanjang tahun. Program ini adalah kolaborasi antara Pemerintah Proponsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Desa, Bank NTT dan kelompok tani serta masyarakat. SBD terlihat seperti hutan jagung. Bagaimana tidak? ribuan hektar lahan pertanian yang sebelumnya dibiarkan terbengkelai dan tidak produktif kini dipenuhi hamparan tanaman jagung yang membentang sejauh mata memandang.
Program ini tidak saja mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tujuan 1 mengatasi kemiskinan tapi juga Program ini mampu menurunkan angka stunting di SBD dari 32,4% (6394 kasus) dengan sasaran 19329 anak di Pebruari 2022 turun menjadi 24,0% (7737) dari sasaran 32243 anak (ePPGBM peb 2022 dan Peb 2023). Hasil panen tersbut 1.000 ton jagung dari panen lahan seluas 445 hektare dengan dikerjakan oleh sebanyak 322 petani,dari Sumba Barat Daya dikirim ke Surabaya untuk memenuhi permintaan pembelian melalui offtaker PT Gama Agroinvestama dan dibeli dengan harga bervariasi di antaranya Rp3.700/kg sebanyak 100 ton, Rp3.800/kg sebanyak 300 ton, Rp3.900/kg sebanyak 70 ton, Rp 4.000/kg sebanyak 497,5 ton dan Rp3.850/kg 32,5 ton.Masyarakat petani sudah mulai giat menjalankan Program TJPS ini karena sudah ada jaminan pembiayaan yang datang dari offtaker dan perbankan. Menariknya dalam kerja penthaelix ini, saling mengsi dan membagi pengetahuan, masyrakat sudah dengan mudah mengakses perbankan dan saprodit, pasar tersedia dan kerjasama yang luar biasa serta kejahatan pencurian, kasus stunting serta ketersediaan pangan stabil.